JAMAN NOW

Jaman Now

ENTAH siapa yang mula-mula memulai sebutan populer  jaman now. Padahal kata now sudah amat lama dikenal, bahkan oleh anak kecil yang sudah sekian waktu mengenal bahasa Inggris. Pada pendidikan tingkat pra-SD saja bahasa Inggris sederhana sudah diajarkan. Dan pastinya, kata now pun diperkenalkan. Tapi kenapa kini begitu naik daun si now ini? Serasa seperti kata yang baru saja dimunculkan.

Lanjutkan membaca “JAMAN NOW”

MACET DAN BANJIR

MACET dan BANJIR

LALU lintas yang macet telah telanjur menyatu dengan napas dan keringat orang Jakarta. Sebutan yang sudah lazim menggurita adalah, “Kalau nda macet, bukan Jakarta namanya.” Itu kata orang yang kesehariannya bergumul dan berkutat dengan kehirukpikukan Jakarta sebagai kota metropolitan.

Lanjutkan membaca “MACET DAN BANJIR”

Ekonomi sebagai Spirit dan Ladang Kemakmuran

EKONOMI SEBAGAI SPIRIT DAN LADANG KEMAKMURAN

SEGALA sesuatu denyut kehidupan berhubungan dengan ekonomi, langsung atau tidak langsung. Sementara di zaman akhir ini – orang-orang lagi ramai menyebut ‘jaman now’ – tampak begitu sulit orang mencari kepercayaan diri, mencari kejujuran diri, bahkan mencari ketetapan kehidupan.

Lanjutkan membaca “Ekonomi sebagai Spirit dan Ladang Kemakmuran”

Regulasi Terseok Isu Kekinian

REGULASI TERSEOK ISU KEKINIAN

TATKALA kabar sampai ke telinga, bahwa pemda Jabar (dalam hal ini Dishub Jabar) resmi melarang operasional transportasi on line, spontan mata terbelalak. Ada apa? Terasa ada suatu kegamangan regulasi atau peraturan resmi yang terkesan meluncur begitu saja tanpa pertimbangan matang.

Transporatasi on line merupakan salah satu contoh isu kontroversi terkini. Sejatinya keberadaan transportasi on line sangat dibutuhkan publik di sela-sela sistem transportasi regular yang kedodoran di mana-mana. Apalagi dirasa termasuk nyaman dan relatif murah. Inilah sebuah keniscayaan yang muncul seiring perubahan dahsyat di era on line. Terobosan zaman milenial yang serba digital tersebut akan berefek pada terbitnya peraturan resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.

Sayangnya, ketika masih berbentuk benih atau tunas atas sebuah isu  dan  belum benar-benar muncul permukaan, pihak berwenang yang terkait tak kunjung bergegas secara tepat-cepat mengantisipasi dengan mengambil langkah-langkah yang perlu secara berimbang dan adil. Lazimnya, setelah terjadi efek kurang nyaman di lapangan, bahkan tak jarang efek kegentingan yang serius, pihak berwenang tadi barulah terlihat tergagap-gagap mencari solusi penyelesaian.

Regulasi kerap terseok-seok di tengah geliat perubahan dahsyat sistem on line yang terus menerpa. Menulis suatu kalimat di medsos saja perlu pemikiran matang terlebih dahulu, kalau kurang hati-hati bisa kena semprit. Padahal kalimat yang ditulis itu sangat mungkin masih bernilai bias atau ambigu, atau bisa saja direkayasa atau diretas pihak lain, tapi boleh jadi langsung dituduh sebagai ungkapan kebencian. Maka, ambil langkah bijak jaga kewaspadaan.

Belum lagi dengan perbisnisan sistem on line. Bejibun model terhampar dari yang abal-abal sampai yang valid. Coba banyangkan, apakah tidak kepontal-pontal pihak instansi perindustrian/perdagangan menertibkan peraturan bisnis sistem on line tersebut.

Pihak berwenang dari lapis terbawah sampai tingkat tertinggi, bisa saja mengambil langkah kebijakan yang tidak bijak di tengah rumitnya permasalahan isu kekinian yang dihadapi. Misalnya konten jalur medsos fb “dianggap” (dalam tanda petik) sudah sangat senrawut dan melampaui batas norma, maka diwacanakanlah kebijakan menutup izin online jalur medsos tersebut. Alhasil, siapa pun yang ada dalam wilayah hukum sesuai sesuai konten regulasi itu nanti, tak lagi bisa mengakses medsos tadi. Rasanya, dalam tahap wacana pun sudah terasa kurang bijak. Era perubahan serba online demikian membanjir, siapa coba yang bisa membendung arus zaman.

Akhirnya, regulasi yang bijak tetap ditunggu publik di tengah segala macam isu kekinian yang sudah nyata ada di depan mata, maupun berbagai kemungkinan isu yang (pasti) akan ada lagi di kemudian hari. ~ (Imron Samsuharto)

PUASA SEBENTAR LAGI

Oleh: Imron Samsuharto

COBA beberkan jari-jari kedua tangan Anda, dan hitunglah dari kanan ke kiri, atau boleh saja dari kiri ke kanan. Normalnya ada sepuluh jumlahnya. Dan syukur Alhamdulillah, tak sampai hitungan sepuluh, atau kurang dari 10 hari lagi, Insya Allah kita akan berjumpa dengan puasa Ramadhan, bulan yang teramat mulia.

Apa yang perlu kita persiapkan? Apakah dalam Ramadhan yang hampir tiba ini, jika masih ada anugerah nyawa dikandung badan, kita akan menjalaninya dengan rutinitas ibadah tahunan belaka seperti biasanya? Cobalah muhasabah sejenak, kira-kira kualitas puasa Ramadhan setahun yang lalu bagaimana. Kategori baik, biasa-biasa saja, atau jelekkah? Raba dan koreksilah pribadi kita masing-masing.

Seyogianya menyambut datangnya bulan suci Ramadhan itu sudah dimulai sejak bulan Rajab atau H-2 bulan (H minus dua bulan). Maka ada doa yang sudah demikian polpuler:  “Ya Allah, berilah hamba karunia barokah di bulan Rajab, dan juga bulan Sya’ban. Dan sampaikanlah (pertemukanlah) hamba pada bulan Ramadhan.”

Persiapan H-2 bulan, realisasinya bisa dengan berlatih puasa sehari dua hari atau bisa lebih – di bulan Rajab, terus dilanjut di bulan Sya’ban – agar badan atau fisik mulai terbiasa atau terkondisi dengan situasi puasa. Jadi, badan fisik tidak dimanjakan terus menerus dengan aneka kuliner yang menggoda selera.

Kemudian di bulan Rajab dan Sya’ban itu pula, mulai berlatih menahan emosi negatif. Berperilaku atau bertindak marah-marah, murka, maki-maki, ngomel-ngomel, berang dan semacamnya mulai ditinggalkan. Bergunjing membicarakan aib atau kejelekan orang lain, mengadu domba, memfitnah, menghina, menyakiti, dan semacamnya mulai dikurangi sebisa mungkin. Melihat atau menonton sesuatu yang mubazir atau tak bermanfaat, mulai diminimalisasi. Demikian pula mendengarkan atau menyimak hal-hal yang mudharat mulai dihapus. Sanggupkah..??

Seiring dengan itu, perilaku positif pun sejatinya mulai dikondisikan. Menebar senyum persahabatan dan perdamaian, menjalin persaudaraan sesama umat manusia, menyambung tali silaturahim, membantu meringankan beban kaum dhuafa, memberi infak dan sedekah secara ikhlas, memberi makan-minum pada orang yang menderita (kelaparan), menata kembali ibadah mahdhah, membaca dan mengkaji Alquran, berbuat untuk kemaslahatan umat, dan amal kebaikan lainnya.

Jika persiapan-persiapan itu telah dilakukan dan terlatih, maka begitu bulan qomariyah masuk tanggal 1 Ramadhan tinggal mempertebal amal-amal kebaikan tersebut untuk meraih keberkahan bulan nan mulia itu. “Speed” lebih dikencangkan lagi, gas digeber secara proporsional, tidak terpaku pada persneling satu tapi tiga atau empat bila mampu. Insya Allah raihan menjadi “muttaqin” (la ‘allakum tattaquun sebagaimana terjemah Al-Baqarah:183) bukan isapan jempol belaka, dengan bersandar pada ridha Allah Yang Maha Mulia. Malam seribu bulan (lailatul qodar) pun boleh jadi tak meleset terengkuh di sepertiga akhir Ramadhan. Coba bayangkan, saat masuk bulan Ramadhan baru mulai menata sholatnya, dzikirnya, tadarusnya, sedekahnya, zakatnya, infaknya, dan seterusnya. Seperti over kemaruk sibuk ibadah begitu. Tapi menginjak pertengahan Ramadhan, energi sudah mulai melemah dan menurun kadar ibadahnya. Ironis, bukan?

Maka, sisa waktu yang tinggal sedikit ini, mari gunakan sebaik-baiknya untuk menata diri menyambut tibanya syahrul maghfirah. Ingatlah sabda Nabi berikut ini:  “Berapa banyak – konotasinya berarti amat banyak – orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa atas puasanya itu, kecuali lapar dan dahaga.” Semoga “warning” tersebut menjadi motivasi tersendiri agar kualitas puasa Ramadhan kita nanti jauh lebih baik ketimbang puasa tahun-tahun lalu. Senantiasa berharap dan berdoa semoga kita masih dipertemukan dengan bulan yang mulia itu.

Marhaban ya Ramadhan. Bulan mulia yang penuh berkah dan ampunan.

Sebuah Karma di 2017

Sebuah Karma di 2017 Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kubuka mataku perlahan dan kupandangi sebuah jam yang tergantung di dinding. Melihatnya membuatku sadar, bahwa sudah waktunya aku harus memulai aktivitasku. Aku meregangkan otot tubuhku dan segera bangkit dari tempat tidur mungilku.
Aku bergegas pergi ke sekolah tanpa mandi. Aneh bukan? Air sulit didapat. Lebih baik aku menggunakannya untuk minum. Aku melangkah pergi sambil memakan roti yang rencananya akan kumakan di perjalanan ke sekolah.

Fia, begitulah mereka memanggilku. Namaku sebenarnya adala Refia Marsha. Umurku baru saja 17 tahun lusa kemarin. Dan kau tahu aku harus pergi ke sekolah seperti anak lainnya. Namun menurutku aku tak sama seperti yang lainnya. Kau tahu? Ayah dan ibuku sudah meninggal beberapa tahun karena peristiwa “itu”. Entahlah, aku sesak bila harus menjelaskannya. Namun, tetap saja harus kujelaskan.

Sekarang merupakan tahun 2017. Tahun yang kuharapkan menjadi tahun yang manis. Karena aku yang telah beranjak dewasa. Aku selalu berharap sejak kecil, untuk mengadakan pesta ulang tahun bersama keluarga dan teman-temanku, seperti di film-film. Namun, tentu saja harapan itu sirna. Karena ayah dan ibuku tidak lagi disini.

Peristiwa yang kumaksudkan adalah peristiwa di tahun 2012. Pada tahun itu, terjadi pembakaran hutan secara habis-habisan. Kebetulan, rumahku dulu cukup dekat dengan hutan, tepatnya sekitar 1 km. Akhirnya,
… baca selengkapnya di Sebuah Karma di 2017 Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saringan Tiga Kali

Saringan Tiga Kali Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang
terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi. Seorang
filsuf.

Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah
anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?"

"Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan
saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan
Ujian Saringan Tiga Kali."

"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut.

"Betul," lanjut Dr. Socrates.

"Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan
ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda
katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali."

"Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah anda bahwa apa
yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?"

"Tidak," kata pria tersebut,"sesungguhnya saya baru saja mendengarnya
dan ingin memberitahukannya kepada anda".

"Baiklah," kata Socrates. "Jadi anda sungguh tidak tahu apakah
hal itu benar atau tidak. Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu: KEBAIKAN."

"Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah

… baca selengkapnya di Saringan Tiga Kali Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Positif Kecanduan

Positif Kecanduan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“An, dicari Alwi tuch. Ditungguin di perpustakaan.”
“Kok dia engga sms aja, Ly?”
“I don’t know..”
“Ya udah. Makasih ya, Lely.”
Aku mengikuti langkahnya ke perpustakaan. Karena jujur saja aku khawatir dengannya. Hari ini dia bukan Ana yang kukenal. Sambil pura-pura meminjam buku dan akan membacanya di perpustakaan, aku mencari posisi yang tepat supaya bisa melihat dan (siapa tau) bisa mendengar pembicaraan Ana dengan pacarnya, Alwi.
“Tapi kamu engga bilang sama aku, Wi. Aku punya salah apa sama kamu? Apa aku selingkuh? Atau gara-gara aku lupa hari ulang-tahunmu kemarin?”
“Kamu engga punya salah apa-apa, An. Cuma, sebenarnya aku engga benar-benar sayang sama kamu, An. Aku engga mau terus-terusan bohong sama kamu. Maaf ya.”
“Kalau engga benar-benar sayang, kenapa pacaran kita bisa bertahan dari kita SMP sampai sekarang? Empat tahun, Wi. Dan kamu bilang kamu cuma iseng? Atau jangan-jangan kamu mutusin aku karena kamu sudah mau lulus dan kuliah di luar kota? Sebenarnya ada apa sih, Wi?”
“Maaf ya.”
Lalu Alwi meninggalkan Ana sendirian di perpustakaan. Kejadian di bangku belakangku barusan membuatku terpaku. Apa yang harus aku lakukan? Pura-pura tidak tau dan tidak mendengar? Sedangk
… baca selengkapnya di Positif Kecanduan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Bekicot…Oh, Bekicot…!

Bekicot…Oh, Bekicot…! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Victor Asih

Escargot, masakan Perancis yang mahal dan terkenal itu terbuat dari daging bekicot. Bekicot adalah siput besar berwarna coklat tua yang menjijikkan bagi sebagian orang. Bekicot dianggap hama oleh para petani. Dan bekicot adalah mainan saya saat saya masih kecil, saat berusia sekitar 5 tahun!

Saya teringat kembali semasa saya masih kecil. Tiap pagi hari, di kebun rumah nenek saya sering menemukan banyak bekicot yang merayap perlahan di tembok pembatas kebun. Mereka seperti berlomba-lomba merayap mendaki tembok tersebut.

Dengan isengnya, saya bermain-main dengan ujung jari telunjuk saya menyentuh tentakel mereka yang berbentuk seperti sepasang antena. Setiap kali tentakelnya tersentuh, bekicot akan langsung terkejut. Seketika bekicot akan menyurutkan sepasang tentakel beserta tubuhnya yang lunak berlendir masuk ke dalam cangkangnya, bersembunyi sampai situasi dianggapnya aman kembali.

Tetapi setelah beberapa saat, mereka pasti akan mengeluarkan tubuhnya kembali beserta tentakelnya. Lalu merayap kembali melanjutkan perjalanannya mendaki tembok. Dan pada saat itulah saya kembali menyentuh tentakel mereka satu persatu sambil berteriak kegirangan. Begitulah saya m
… baca selengkapnya di Bekicot…Oh, Bekicot…! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Semut Yang Pindah Rumah

Semut Yang Pindah Rumah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Maju.. maju..
dia mendekat, cepatlah..
kita harus selamat sampai di sana..”
Begitulah suara riuh-riuh kecil yang kudengar sejak dari tadi aku bangun tidur. Meraka keluar dari kediaman pertama mereka, berbaris entah itu menuju kemana. Perjalanan mereka yang begitu panjang, membuat mereka takut akan terjadi sesuatu.

Aku yang langsung kaget melihat mereka, dapatkah engkau bayangkan ketika bangun tidur mereka berbaris di dinding, sedangkan wajahku mengahadap kesana. Sontak aku langsung kaget, saat itu juga rasa ngantukku hilang, padahal awalnya aku malas sekali untuk bangun. Rasa takut meghampiriku. Tapi, lama-lama rasa itu mulai hilang, aku mulai memperhatikan mereka dengan seksama, apa yang mereka fikirkan? Mengapa mereka tampak terlalu tergesa-gesa berjalan?
mungkin mereka mengira bahwa aku adalah raksasa jahat yang akan mengganggu mereka.. hmm.. mereka terlalu berprasangka buruk terhadapku, tapi lama-kelaman pasukan mereka bertambah sampai- sampai ratu mereka juga keluar. Aku yang tadinya niat tidak akan mengganggu mereka mulai merubah fikiran, kaya’nya mereka yang akan menakut-takutiku.

Aku beraksi, aku ambil minyak angin aku semburkan pada mereka, sontak mereka berkeliaran tak tau arah lagi
… baca selengkapnya di Semut Yang Pindah Rumah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1